Sepanjang sejarah SEA Games, Indonesia tercinta baru dua kali meraih
medali emas cabang sepak bola, yakni pada tahun 1987 dan 1991. Saya
masih kecil saat itu, apalagi Tibo dkk di Timnas U-23 yang sekarang
sedang berjuang mati-matian demi Merah Putih. Beberapa di antara mereka
bahkan mungkin belum lahir.
Sudah lama kita tidak dihibur dengan
gelar yang membangkitkan rasa bangga sebagai warga negara. Masa
penantian 20 tahun tanpa medali emas sepak bola adalah waktu yang cukup
lama. Melihat kualitas penampilan Garuda Muda di SEA Games tahun ini,
rasanya tidak berlebihan kalau kita berharap mereka mampu mengulang
prestasi para pendahulu 20 tahun yang lalu.
Lihatlah keterampilan
luar biasa anak-anak muda dari Papua macam Titus Bonai, Patrich
Wanggai, dan Oktavianus Maniani. Mereka tentunya membuat para pemain
senior angkatan Bambang Pamungkas dan Christian Gonzales harus berusaha
keras menjaga tempat mereka di Timnas senior.
Belum lagi
permainan Egi Melgiansyah di lapangan tengah yang mampu memimpin
rekan-rekannya, plus menyuplai bola-bola matang ke depan. Penjaga
gawang? Tidak ada yang meragukan kualitas Kurnia Meiga.
Kiper utama Timnas senior Markus Horison saja, tahun lalu posisinya bisa digeser Meiga di Arema Malang.
Penonton
wanita pun tidak ketinggalan dihibur oleh penampilan Diego yang luar
biasa. Baik dalam hal menjaga pertahanan maupun penampilan fisik yang
rupawan, dihiasi tato entah berapa banyak. (Ada apa dengan tato pada
pemain Indonesia hasil naturalisasi dari Belanda? Dulu Irfan Bachdim,
sekarang Diego Michiels).
Kita semua juga patut berbangga dengan
antusiasme penonton. Semua umur, baik kaum adam ataupun kaum hawa, tidak
peduli apa suku dan agamanya, selalu memenuhi tiap sudut stadion.
Dukungan ini tentunya jadi suntikan semangat yang sangat besar bagi para
pemain di lapangan.
Saya hanya sedikit kecewa karena masih ada
segelintir penonton yang kurang menaruh respek pada negara lain ketika
lagu kebangsaannya dinyanyikan. Semoga hal seperti ini tidak terulang di
partai final.
Senin ini, Tibo dkk akan mengakhiri aksi mereka di
SEA Games dengan menghadapi Malaysia di final. Menang berarti emas,
kalah berarti perak. Menurut saya, inilah final impian. Akan kurang
lengkap rasanya jika Garuda Muda menghadapi negara lain di final.
Tentu medali emas akan semakin terasa indahnya ketika kekalahan tempo hari berhasil dibalas tuntas, bukan?
Medali
emas pertama tim sepak bola Indonesia di Sea Games diraih tahun 1987.
Lawannya? Malaysia. Tempat? Stadion Utama Senayan, alias Gelora Bung
Karno saat ini. Lawan sama, tempat sama. Sekarang saatnya mengulang
prestasi punggawa timnas era Ribut Waidi dkk yang menghantam lawan yang
sama di Final Sea Games 1987. Sejarah harus terulang!
Selangkah lagi Garuda Muda!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar